Skip to main content

Posts

Menengok Warisan Kejayaan Sriwijaya di Nusantara

Sriwijaya ( Srivijaya ) adalah salah satu kemaharajaan bahari di pulau Sumatra yang memberi banyak pengaruh di Nusantara. Wilayah kekuasaannya membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi. Dalam bahasa Sanskerta, kata Sri berarti "bercahaya" atau "gemilang", sedangkan wijaya berarti "kemenangan" atau "kejayaan", sehingga Sriwijaya maknanya yaitu "kemenangan yang gilang-gemilang" via siswapedia.com Kerajaan Sriwijaya diperkirakan berdiri pada abad ke-7 di tepian Sungai Musi, Palembang. Kerajaan ini didirikan oleh Raja Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Ia membangun kerajaan dari Selatan Sumatera, Jambi, dan mengembangkan sayap hingga ke Semenanjung Malaysia. Dengan kecanggihan armada lautnya, kerajaan ini terus berkembang bahkan sempat menguasai perdagangan rempah-rempah dunia sampai setengah abad lamanya.  Sriwijaya merupakan kerajaan maritim kuat yang kehidupan perekonomiannya menga

8 Hewan Dikira Punah Yang Muncul Kembali

Seiring berlalunya zaman, beberapa jenis spesies hewan tertentu dinyatakan menghilang dari muka bumi. Hilangnya hewan-hewan ini dikarenakan beberapa faktor, bisa karena  seleksi alam atau bisa juga akibat dampak perilaku manusia pada alam yang sewenang-wenang. Namun ajaibnya, beberapa hewan yang sebelumnya diperkirakan atau bahkan dinyatakan punah ternyata muncul kembali ke permukaan. Sebenarnya ada beberapa yang tercatat, namun pada postingan ini kami hanya akan menyebutkan 8 di antaranya yang cukup populer.  1. Burung Takahe via pxhere.com Takahe ( Porphyrio hochstetteri ) adalah spesies burung tidak bisa terbang yang merupakan binatang endemik Selandia Baru. Burung ini sempat dinyatakan punah pada tahun 1851 namun ditemukan kembali pada tahun 1948 oleh Geoffery Orbell saat memimpin ekspedisi di Pegunungan Murchison, Fiordland. Burung betina mampu bertelur sebanyak satu sampai tiga telur saja, dan biasanya hanya satu anaknya yang mampu bertahan hidup hingga dewasa. Kini, salah satu

Tips Memahami Isi Bacaan dan Agar Tidak Mudah Lupa

Bagi sebagian orang, membaca merupakan pekerjaan yang sulit dan melelahkan. Sudah capek-capek membaca, tahu-tahunya begitu selesai dan berusaha untuk mengingat kembali isi bacaan, tidak ada satu pun yang teringat. Anda mungkin pernah mengalami kejadian seperti itu. Bahkan meski sudah berusaha semampunya, ternyata tetap saja sulit untuk memahami isi dari suatu bacaan. Istilahnya, susah masuk tapi gampang keluar, dan materi pelajaran yang dibaca cepat sekali terlupakan.  ilustrasi Kasus semacam ini memang bisa terjadi pada setiap orang. Selain faktor suasana hati, kasus seperti ini juga bisa terjadi karena kesalahan kita dalam berusaha menyerap isi dari suatu bacaan. Akibatnya, waktu yang telah kita gunakan untuk membaca pun menjadi sia-sia karena isinya tidak ada yang nyantol di otak. Masalah seperti ini harus segera kita pecahkan dengan efektif agar kita juga dapat melakukan kegiatan-kegiatan lainnya dengan lancar.  Untuk bisa lebih mudah dalam memahami inti atau isi dari suatu bacaan,

Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sriwijaya

Sebagai negara maritim, kerajaan Sriwijaya memiliki armada laut yang kuat untuk menjamin keamanan di jalur-jalur pelayaran menuju Sriwijaya. Meski begitu, Sriwijaya juga menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan di luar wilayah Nusantara. Sikap terbuka ini agaknya juga dipengaruhi oleh letak Sriwijaya yang strategis yaitu berada dalam lalu lintas perdagangan internasional antara India dan Cina. Tidak heran jika Sriwijaya juga banyak mengadopsi kebudayaan dari India seperti nama-nama, adat-istiadat, atau tradisi dalam agama Hindu-Budha. Masyarakat Sriwijaya diperkirakan sangat majemuk. Mereka juga telah mengenal pembagian stratifikasi sosial meskipun tidak begitu tegas. Masyarakat Sriwijaya mengenal raja atau penguasa mereka dengan sebutan Dapunta Hyang atau Maharaja. Selain Sang Raja, dalam Prasasti Kota Kapur juga disebutkan bahwa kedudukan para bangsawan terdiri dari para putera raja dan kerabat istana. Penyebutan istilah yuwaraja (putra mahkota), pratiyuwaraja (putra raja ke

Sejarah Sriwijaya Sebagai Pusat Pendidikan dan Penyebaran Agama Budha

Meski kini merupakan agama minoritas di Indonesia, agama Budha pernah jaya dan berkembang pesat di negeri ini. Hal ini bisa terlihat dari keberadaan Sriwijaya sebagai salah satu kerajaan terbesar yang pernah berdiri di wilayah Nusantara. Pada masa itu, Sriwijaya juga dikenal sebagai pusat pendidikan dan penyebaran agama Budha di Asia Tenggara. Hal ini juga sesuai dengan berita dari seorang bhiksu Cina bernama I-Tsing yang pernah mengunjungi Sriwijaya antara tahun 671 - 672 M.  Candi Muaratakus via tribunnewswiki Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat pertemuan antara para jemaah agama Budha dari Cina ke India dan dari India ke Cina. Melalui pertemuan itu, di kerajaan Sriwijaya berkembang ajaran Budha Mahayana. Berita Cina dari I-Tsing menyebutkan bahwa Sriwijaya merupakan sebuah kota berbenteng karena dikelilingi tembok. Kota ini juga dihuni oleh kurang lebih 1000 orang bhiksu yang mendalami ajaran agama Budha seperti halnya di India. Para bhiksu itu belajar di bawah bimbingan gurunya yang

Kompaknya Tari Saman Asal Gayo, Aceh

Dengan segala keistimewaannya, wilayah Aceh memiliki beragam kekayaan budaya yang menjadi ciri khasnya. Salah satunya yaitu kesenian tari Saman asal suku Gayo yang mendiami dataran tinggi Gayo, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Sejak 24 November 2011, Tari yang populer dengan nama tarian seribu tangan ( a thousand hand dance ) ini juga telah ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representasi Budaya Tak Benda Warisan Manusia (Intagible Elements of World Curtular Heritage). Tari Saman via goodnewsfromindonesia.id Asal Usul Sejarah Tari Saman Tari Saman adalah kesenian tari asal suku Gayo yang dibawakan oleh sejumlah penari laki-laki. Dahulu, tarian ini diciptakan oleh seorang Ulama Aceh bernama Syekh Saman pada abad ke 14 M. Syekh Saman menggunakan tari Saman sebagai media dakwah untuk menyebarkan agama Islam di tanah Gayo. Konon nama tarian ini juga diambil dari nama Sang Syekh Saman sebagai tokoh penciptanya.  Sebelum tercipta tari Saman, masyarakat Gayo telah mengenal Pok-ane, yakni sebua

Para Qari Qiraah Sab'ah, Qiraah 'Asyrah dan Qira' ah Arba'ah 'Asyar

Dalam pembacaan Al Qur'an, dikenal adanya beberapa qiraat  yang dijadikan sebagai rujukan. Qira'at merupakan metode atau cara baca lafadz atau kalimat di dalam al-Qur'an dari berbagai macam segi (riwayat) sebagaimana telah diriwayatkan langsung dari Rasulullah SAW. Macam-macam qiraat ini timbul akibat perbedaan lahjah (dialek) di antara kabilah-kabilah suku Arab. Di antara sekian banyak lahjah-lahjah bahasa Arab, yang termasyhur adalah lahjah Quraiys, Hudzail, Tamim, Asad, Rabi'ah, Hawazin, dan Sa'ad.  Seperti disebutkan di atas, perbedaan lahjah (dialek) orang-orang Arab antara satu dengan lainnya ini memang turut pula mempengaruhi adanya perbedaan cara membaca lafadz Al Qur'an. Dalam perkembangannya, pada sekitar tahun 200 H, muncullah ahli-ahli qiraat yang tidak terhitung jumlahnya. Di antara sekian banyak ahli qiraat, Qari - Qari yang termasyhur adalah sebagai berikut: 1. Abdullah bin Amir Al-Yahshabi (Ibnu Amir), meninggal di Syam pada tahun 118 H. Perawi-

Ad by Adsterra