Skip to main content

Beratnya Sebuah Perjuangan dan Harapan Yang Akan Selalu Ada

suatu tempat di Arab
ilustrasi via istockphoto  


Pada suatu hari, Aisyah RA bertanya kepada Rasulullah SAW (suaminya) tentang pengalamannya dalam berdakwah, "Pernahkah datang kepada engkau hari yang lebih berat daripada penderitaan engkau pada waktu peristiwa perang Uhud?"

Rasulullah SAW menjawab, "Saya telah mengalami berbagai penganiayaan dari kaumku. Dan penganiayaan terberat yang pernah saya rasakan adalah ketika saya mendatangi kampung aqabah dan berdakwah kepada Ibnu Abdi Yalil bin Abdi Kilal (salah seorang pembesar di Thaif). Ia sama sekali tidak menanggapi saya, sehingga akhirnya saya pun pergi dengan perasaan sedih". Beberapa riwayat bahkan menyebutkan bahwa wajah Rasulullah SAW sampai berdarah karena dilempari batu oleh penduduk Thaif. 

Rasulullah melanjutkan, "Ketika saya berhenti di Qarnul Tsa’alib dan menengadah ke langit, saya melihat awan berada di atasku. Tiba-tiba Malaikat Jibril datang memanggil saya dan berkata, "Sesungguhnya Allah telah mengetahui tindakan kaummu. Dan sekarang Dia telah mengutus Malaikat penjaga gunung untuk melaksanakan perintahmu".

Kemudian terdengar suara Malaikat penjaga gunung itu memberi salam kepada Rasulullah SAW seraya berkata, "Wahai Muhammad, Allah telah mendengar ucapan kaum yang mendustakanmu. Dan kini saya sebagai penjaga gunung diperintahkan oleh Allah untuk menuruti segala kehendakmu. Jika kamu menghendaki agar saya menimpakan dua bukit besar ini kepada mereka, tentu saya akan melaksanakannya". 

Mendengar tawaran dari Malaikat penjaga gunung tersebut, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tidak, Karena saya masih mengharapkan semoga Allah menjadikan keturunan mereka termasuk dalam orang-orang yang beribadah kepada Allah SWT dan tidak berperilaku syirik". Sembari berdoa, Rasulullah berharap mudah-mudahan Allah mengeluarkan dari tulang rusuk mereka (keturunan) yang menyembah Allah yang Esa dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun (HR Bukhari Muslim). 

Seperti tergambar dalam kisah di atas, sejarah awal perjuangan dakwah Rasulullah SAW memang tidaklah mudah. Butuh proses panjang bagi Rasul untuk mengubah masyarakat Arab yang jahiliyyah menjadi masyarakat yang berperadaban (mutamaddin) dan dinaungi cahaya keislaman. Berbagai perlakuan buruk bahkan sampai penganiayaan fisik dari kaumnya beliau terima dengan lapang dada demi keberlangsungan perjuangan dakwah Islam untuk menggapai ridha Allah SWT. 

Memang berat perjuangan Rasulullah SAW ketika awal-awal beliau berdakwah. Waktu 13 tahun ketika beliau masih berada di Makkah seakan belum cukup untuk melakukan perubahan yang cukup signifikan. Bahkan setelah Rasulullah SAW meninggalkan Makkah dan hijrah menuju Madinah, masyarakat kuffar Makkah justru semakin memusuhi beliau dan Umat Islam. Hal ini terlihat dari meletusnya beberapa peperangan seperti perang Badar, Uhud, dan perang-perang yang lain. 

Meski begitu, perjuangan Rasulullah yang panjang ini bukan berarti beliau gagal dalam mengemban misi risalah. Akan tetapi semua itu memberikan pelajaran kepada kita bahwa Rasulullah SAW pun ternyata melewati berbagai rintangan berat sebelum akhirnya beliau mendapatkan kesuksesan dalam berdakwah dan membawa perubahan positif bagi masyarakat Arab. Rasulullah SAW telah mencontohkan kepada kita umatnya agar tidak mudah menyerah dalam menghadapi segala macam halangan dan rintangan.

Dalam melalui beratnya cobaan, Rasulullah SAW senantiasa menghadapinya dengan penuh ridha, sabar, ikhlas, serta tidak pernah berputus asa. Semua cobaan dihadapinya meski harus dilalui lewat pengorbanan dan rasa sakit yang mendera. Bahkan ketika beliau diberi kuasa untuk menghukum kaumnya yang ingkar dan berlaku buruk itu, ternyata beliau lebih memilih mendoakannya ketimbang memintakan azab untuk mereka sebagaimana dilakukan oleh Nabi-Nabi sebelum beliau. 

Demikianlah kisah hikmah kali ini. Inti pesan yang dapat kita ambil dari kisah di atas kurang lebih yaitu: "Jangan harap sebuah perjuangan itu akan cepat selesai dengan membawa hasil dan kemenangan, karena perjuangan itu sejatinya memerlukan ketabahan dan pengorbanan yang tidak sedikit. Namun, harapan akan selalu ada bagi mereka yang percaya akan pertolongan Allah dalam setiap hasil jerih payah dari sebuah perjuangan". Wallahu A'lam.


Ad by Adsterra