Skip to main content

Mengenal Manuk Guwek Alias Si Burung Hantu

Apakah anda tahu apa itu Manuk Guwek?. Burung hantu, atau sebagian orang Jawa menyebutnya manuk (burung) guwek adalah salah satu jenis spesies hewan sebangsa burung (aves) yang aktif pada waktu malam (nokturnal). Seperti terlihat dari namanya, masyarakat Indonesia seringkali mengaitkan jenis burung ini dengan mitos munculnya hantu atau hal-hal menyeramkan lainnya. Beberapa kepercayaan mistis juga sering disandangkan pada burung ini.

manuk guwek
via pixabay

Burung hantu memang memiliki keunikan tersendiri di banding jenis burung lainnya. Selain sebagai hewan nokturnal, burung ini juga dikenal sebagai hewan karnivora pemangsa yang handal dalam berburu. Dengan paruh tajamnya dan cengkeraman kakinya yang kuat, burung ini hampir tidak pernah meleset saat menyergap mangsa buruannya. Ia memiliki kemampuan terbang dalam senyap yang siap mengejutkan mangsanya. Beberapa hewan yang menjadi santapannya di antaranya yaitu tikus, katak, burung-burung kecil, serangga, dan binatang-binatang lainnya. 

Ada sekitar 222 jenis spesies burung hantu yang hidup di seluruh dunia dengan 54 jenis di antaranya dapat ditemukan di Indonesia. Selain sebutan manuk guwek, di beberapa wilayah jenis burung ini juga dikenal dengan nama manuk dares, manuk huk, celepuk, serak, jampuk, kokok beluk, beluk ketupa, manguni, pungguk, dan sebagainya. Meski di Indonesia burung ini sering diidentikkan dengan hal-hal berbau hantu atau mistis, di beberapa negara barat burung ini justru menjadi simbol penolong dan sumber kebijaksanaan.

Ciri dan Karakteristik Burung Hantu

Burung hantu (Owl) adalah kelompok burung yang merupakan anggota ordo Strigiformes. Ordo ini terdiri dari dua suku (famili), yakni suku burung serak atau burung-hantu gudang (Tytonidae) dan suku burung hantu sejati (Strigidae). Di alam, habitat burung ini biasa ditemui di wilayah padang rumput, sawah, semak belukar, kebun, atau pinggiran kota. Burung ini biasa membuat sarang di hutan, semak semi kering, lubang pohon, bawah atap bangunan, dan lain sebagainya. 

Keunikan ciri morfologis burung hantu yaitu terletak pada bagian wajahnya. Burung ini memiliki kepala dengan wajah membentuk lingkaran sehingga sepintas tampak seperti wajah manusia. Ia juga memiliki sepasang bola mata besar berwarna kuning terang atau hitam yang menghadap ke depan. Sedangkan bentuk paruhnya bengkok tajam mirip dengan burung elang jawa. Keunikan lainnya dari burung ini yaitu ia dapat memutar kepalanya hingga 180 derajat, bahkan ada yang hingga 230 ke belakang karena kelenturan lehernya.

Pada umumnya, kebanyakan burung hantu memiliki bulu lurik berwarna kecoklatan atau abu-abu dengan bercak-bercak hitam dan putih. Meski rata-rata berekor pendek, burung ini memiliki sayap sangat lebar bahkan bisa mencapai sekitar tiga kali panjang tubuhnya. Jenis burung hantu terbesar di dunia diketahui bernama sculpin atau yang popular dengan sebutan island owl. Burung jenis ini memiliki ukuran panjang dapat mencapai 70 cm dengan lebar kepakan sayap mampu mencapai 2 meter. 
Burung hantu adalah pengintai yang sangat tajam dan cerdik. Sebelum beraksi, ia kerap diam mematung dan tidak banyak bergerak. Bahkan saat terbang pun ia tidak mengeluarkan bunyi. Karena perilakunya ini, tidak heran keberadaan burung ini sangat sulit untuk dideteksi. Pada malam hari, ia menghabiskan waktunya untuk berburu mangsanya. Biasanya, ia juga akan mengeluarkan suara khasnya sambil bertengger di atas dahan pohon. Sedangkan pada siang hari, ia gunakan waktunya untuk tidur di dalam sarangnya terlindung oleh dedaunan.

Predator Alami dan Sahabat Bagi Petani

Meski sering ditakuti kemunculannya, burung yang sebenarnya lucu dan menggemaskan ini merupakan sahabat baik bagi para petani. Sebagai pemburu yang handal, burung hantu kerap digunakan sebagai hewan pembasmi hama tikus di sawah, ladang pertanian atau perkebunan. Salah satunya yaitu burung hantu jenis Serak Jawa (Tyto Alba). Predator ini merupakan pemburu tikus paling andal dibanding jenis burung hantu lainnya. Pergerakannya yang tanpa suara memungkinkannya untuk melakukan perburuan tikus dengan cukup baik. 

Sepasang burung hantu jenis ini bisa melindungi 25 hektare tanaman padi dengan masing-masingnya dapat memangsa 1300 ekor tikus pertahunnya. Penggunaan burung hantu untuk mengendalikan populasi tikus ini bahkan dinilai lebih efektif ketimbang menggunakan racun atau gropyokan (perburuan tikus melibatkan banyak orang secara bersama-sama). Begitu efektifnya, tidak heran jika kini mulai banyak dijumpai program penangkaran burung hantu di berbagai daerah untuk menanggulangi serangan hama tikus.

Keberadaan burung hantu di area persawahan memang memiliki manfaat besar bagi para petani. Ada simbiosis mutualisme antara burung hantu dan petani, sehingga tidak heran jika burung ini juga disebut sebagai sahabat bagi para petani. Bahkan tidak hanya itu saja, pengendalian hama tikus dengan melibatkan burung hantu ternyata juga lebih bersahabat pada lingkungan tanpa menimbulkan dampak negatif. Ekosistem alam juga tetap terjaga tanpa harus merusak rantai makanan. (diolah dari berbagai sumber)

Galeri Burung Hantu (via Pixabay) 

burung hantu 1

burung hantu 2

burung hantu 3

burung hantu 4

burung hantu 5

burung hantu 6

burung hantu 7

burung hantu 8

burung hantu 9

burung hantu 10


Ad by Adsterra