Tegal adalah nama sebuah kota dan juga kabupaten yang terletak di bagian barat laut Provinsi Jawa Tengah. Selain terkenal akan dialek bahasanya yang unik, masyarakat Tegal juga dikenal suka merantau ke kota-kota lain di pulau Jawa. Kebanyakan dari mereka sukses membuka bisnis warung-warung makan yang kemudian lebih dikenal dengan istilah warteg (warung tegal). Ngomong-ngomong tentang nama dari wilayah ini, tahukah anda dari mana asal penyebutan nama Tegal ini?, berikut informasinya untuk anda.
via widhie.com |
Sebagai nama sebuah wilayah, penyebutan tegal konon berasal dari nama Teteguall yang artinya tanah subur yang mampu menghasilkan tanaman pertanian. Sebuah sumber mengatakan bahwa sebutan ini diberikan oleh seorang pedagang asal Portugis bernama Tome Pires, yang pernah singgah di Pelabuhan Tegal pada sekitar tahun 1500–an. Pada masa itu, daerah ini juga sudah lumayan maju dan termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Pemalang yang mengakui Trah (Kerajaan) Pajang.
Secara historis, keberadaan wilayah (Tegal) ini tidak bisa dilepaskan dari sosok bernama Ki Gede Sebayu. Ki Gede Sebayu adalah salah seorang tokoh yang namanya dikaitkan dengan trah Majapahit, hal ini karena sang ayah, Pangeran Onje (Adipati Purbalingga) adalah keturunan Batara Katong, Adipati Ponorogo yang masih punya kaitan dengan keturunan dinasti Majapahit. Ki Gede Sebayu juga masih merupakan saudara sepupu dari Pangeran Benowo, raja Pajang kedua yang memerintah dari tahun 1586-1587.
Dikisahkan bahwa ketika di Pajang terjadi kekacauan akibat perang saudara, Ki Gede Sebayu merasa tidak tega untuk melihat perebutan kekuasaan antar keluarga yang tidak kunjung reda. Beliau pun kemudian melepas atribut kebangsawanannya dan memilih pergi mengembara untuk mencari hakikat hidup. Semakin jauh ke arah barat, beliau pun sampai di sebuah padang rumput luas dengan sungai berair bening yang muaranya sampai ke laut. Sungai itu dinamakan Kali Gung karena bersinggungan dengan mata air yang berasal dari Gunung Agung, nama kuno dari Gunung Slamet, dan bermuara ke utara hingga laut jawa.
Di wilayah ini, Ki Gede Sebayu merasa telah menemukan persinggahan yang menjanjikan sehingga beliau menghentikan pengembaraannya. Beliau kemudian memutuskan mengajari warga di sekitar wilayah tersebut untuk bercocok tanam. Beliau mengajak warga setempat untuk membabat alang-alang agar jadi tegalan. Tidak hanya itu saja, beliau bersama warga juga bahu membahu membuat bendungan di hulu sungai daerah Danawarih sebagai sumber irigasinya. Bukti sejarah ini diperkuat dengan ditemukannya artefak kuno dan candi di desa Pedagangan.
Ketika kekacauan di Kerajaan Pajang sudah mereda, Pangeran Benowo yang diangkat sebagai Raja Pajang bermaksud menjadikan Ki Gede Sebayu untuk dijadikan sebagai patihnya. Oleh karenanya, Pangeran Benowo kemudian mengutus sejumlah prajurit untuk mencari keberadaan Ki Gede Sebayu. Setelah ketemu, akhirnya diketahui bahwa Ki Gede Sebayu telah bermukim di sebuah desa bernama Teteguall.
Melihat kenyataan bahwa Ki Gede Sebayu tidak mungkin meninggalkan rakyat Teteguall, maka Pangeran Benowo kemudian melantik Ki Gede Sebayu sebagai juru demang atau sesepuh Desa Teteguall. Penganugerahan ini diyakini terjadi pada malam Jumat Kliwon, 15 Sapar Tahun 988 Hijriah, bertepatan dengan 12 April 1580 Masehi. Pengangkatan Ki Gede Sebayu sebagai Pemimpin pertama Tegal dilakukan pada perayaan tradisional setelah menikmati hasil panen padi dan hasil pertanian lainnya.
Baca juga: Asal Usul Nama dan Sejarah Kabupaten Brebes
Selain berhasil memajukan pertanian, Ki Gede Sebayu juga dikenal sebagai ahli agama yang telah membimbing warga masyarakat dalam menanamkan rasa keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas keberhasilannya, beliau pun diangkat menjadi pemimpin dan panutan bagi warga masyarakat. Berkaca dari peristiwa tersebut, maka hari diangkatnya Ki Gede Sebayu sebagai demung di wilayah Tegal kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Tegal dengan peraturan Daerah No. 5 tahun 1988 tanggal 28 Juli 1988.
Adapun Kabupaten Tegal, penentuan hari jadi yang dipakai adalah berdasarkan peristiwa yang diyakini terjadi pada masa Mataram Islam. Pada saat itu, Kerajaan Mataram berhasil menguasai wilayah Tegal setelah penyerangan pasukan yang dipimpin oleh Pangeran Seda Krapyak. Setelah menjadi bagian dari Mataram, Ki Gede Sebayu kemudian diangkat menjadi Juru Demang (setingkat Tumenggung) di wilayah Tegal oleh Panembahan Senopati (penguasa Mataram) pada hari Rabu Kliwon tanggal 18 Mei 1601. Demikian. Semoga bermanfaat.