Cara Subnetting |
Yang akan kita pelajari kali ini :
- Pengertian Subnetting
- Pengertian Network ID, Host ID, Subnet Mask, Broadcast Address.
- Penjelasan CIDR dan VLSM
- Perhitungan Subnetting dengan metode CIDR Dan VLSM
Pengertian Subnetting
Subnetting adalah sebuah teknik untuk membagi network (jaringan) yang besar dengan jumlah host yang banyak menjadi dua atau lebih jaringan yang lingkupnya lebih kecil dengan jumlah host yang lebih sedikit. Dengan subnetting dapat memperbanyak network yang sudah ada sehingga membentuk rentang IP address yang lebih sedikit. Subnetting sangat dibutuhkan dalam melakukan pengalamatan jaringan dengan skala yang cukup besar.
Panduan Lengkap Cara Menghitung Subnetting IP Address
Teknik subnetting digunakan agar dapat meningkatkan efisiensi routing ( ketepatan cara dalam merutekan jaringan ), dapat meningkatkan efisiensi dalam penggunaan IP Address, dapat mempermudah dalam manajemen jaringan, dapat juga meningkatkan keamanan pada jaringan.
Subnetting berfungsi untuk menentukan batas network ID dalam suatu subnet dan memperbanyak jumlah network.
Dengan dilakukan subnetting dalam sebuah jaringan yang besar dapat mengurangi penggunaan lalu-lintas yang padat serta dapat mengurangi terjadinya bertabrakan data (collision).
Berikut saya akan contohkan dalam aktivitas kehidupan. Dalam satu jaringan yang besar sama halnya serperti kota tanpa kecamatan dan alamat jalan.
Di kota seperti itu, jika tukang pos ingin mengirimkan suatu paket maka tukang pos dapat memakan waktu 2 hingga 3 hari untuk menemukan satu alamat rumah yang ia cari. Sementara itu, beda halnya jika kota dibagi dalam kecamatan dan alamat jalan, ia dapat dengan mudah menemukan alamat apa pun dalam waktu yang lebih cepat.
Pengertian Network ID, Host ID, Subnet Mask, Broadcast Address.
Sebelum melakukan perhitungan subnetting, anda perlu mengetahui tentang istilah yang sering digunakan dalam subnetting. Istilah dasar yang sering dipakai yaitu diantaranya Network ID, Host ID, Subnet Mask, Broadcast Address.Saya mulai dengan pengertian network id, Network ID adalah istilah dalam subnetting yang digunakan untuk menunjukan jaringan ( network ) mana komputer atau device tersebut berada. Contohnya seperti ini, dalam sebuah Lab Komputer terdapat jaringan komputer dimana disediakan range alamat ip untuk client 192.168.2.1 – 192.168.2.26 ( dengan mengguankan /27 ), yang dimaksud dengan network id adalah 192.168.2.0.
Host ID adalah istilah dalam subnetting yang digunakan untuk menunjukkan suatu host dalam jaringan dan di setiap antarmuka jaringan harus memiliki host id yang berbeda dan unik, host dapat berupa workstation ( komputer yang terhubung dalam jaringan ), server, router, dan semua host TCP/IP lainnya dalam jaringan tersebut. Contohnya, PC1 memiliki ip 192.168.2.12/27, dari ip address tersebut yang dinamakan host id yaitu 192.168.2.12.
Subnet Mask adalah istilah dalam subnetting juga yang digunakan untuk membedakan Network ID dan Host ID atau sebagai penentu jumlah Network ID dan Host ID pada deretan kode biner ( 32 bit ) atau bahasa mudahnya, digunakan untuk menunjukan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar. Contohnya, PC1 menggunakan ip address 192.168.2.12/27, /27= 11111111.11111111.11111111.11100000 jika diubah kebentuk biner menjadi 255.255.255.224, maka yang di cetak tebal itulah yang disebut dengan subnetmask.
Broadcast Address adalah salah satu istilah yang ada pada subnetting yang digunakan untuk mengirim atau menerima paket kesemua host yang terhubung dalam subuah jaringan / Local Area Network. Contohnya begini, permisalan sebuah jaringan local memiliki network id = 192.168.2.0/27, range ip = 192.168.12.1 - 192.168.12.26/27 dan broadcast address = 192.168.12.27. jadi broadcast address merupakan alamat ip address seteleh host terakhir.
CIDR dan VLSM
Dalam melakukan perhitungan subnetting terdapat 2 metode yaitu dengan menggunakan metode CIDR dan VLSM, keduanya memiliki fungsi yang hampir sama tapi tidak seluruhnya. Saya akan menjelaskan secara sederhana, CIDR ( Classless Inter-Domain Routing ) adalah subuah cara metode perhitungan ip address dengan cara membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. Dalam CIDR penggunaan Network id hanya memiliki satu subnet mask saja.
Lebih jelasnya saya akan ambil contoh dengan penggunaan ip address 192.168.12.2/27, ip address tadi ditambahi dengan tanda /27, jadi yang dimaksud CIDR adalah /27 itu sendiri, yang merupakan nilai cidr atau prefix yang merupakan nilai indikator dari nilai subnet mask yaitu 255.255.255.224. Berikut ini merupakan gambar yang berisi nilai CIDR dan jumlah ip per-subnet, mulai dari kelas c, kelas b dan kelas a.
Table subnet |
VLSM ( Variable Length Subnet Mask ) adalah metode perhitungan ip address dengan cara memberikan suatu network address lebih dari satu subnet mask. Dalam VLSM kita dapat membuat suatu subnet dari subnet yang sudah ada, jadi kita dapat menghemat ip yang digunakan.
Untuk dapat menentukan hasil perhitungan subnetting dengan metode VLSM terdapat tahapan untuk mendapat hasil akhir. Perhitungan dihitung dengan menggunakan nilai CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM.
Jadi penggunaan perhitungan subnetting antara CIDR dan VLSM saling berhubungan untuk dapat melakukan perhitungan dengan metode VLSM. Untuk contohnya saya akan berikan di materi perhitungan subnetting dibawah ini.
Perhitungan Subnetting
Untuk melakukukan perhitungan subnetting saya akan berikan contoh kasus penerapan CIDR dan contoh kasus untuk penerapan VLSM dengan disertai penjelasannya. Kali ini dalam contoh kasus penerapan CIDR dan VLSM saya menggunakan ip address class C, saya menggunakan ip class c dimaksudkan agar anda dapat mudah memahami dalam kasus penerapan subnetting ini.
Panduan Lengkap Cara Menghitung Subnetting IP Address
Contoh kasus penerapan CIDR
Sebuah jaringan dengan network-id 192.168.20.0 akan dibagi ke dalam 5 buah subnet. Tentukan IP address untuk setiap subnet.
Penyelesaian :
Kasus pertama yaitu dengan alamat ip network 192.168.20.0, dalam kasus ini kita diminta untuk menentukan ip address setiap subnet, yang masing-masing terdiri dari jumlah subnet, subnetmask, jumlah host per-subnet untuk setiap blok dari 192.168.20.0 yang akan dibagi dalam 5 subnet.
- Jumlah subnet = 2^3 = 8 jadi dalam kasus ini menggunakan prefix /27, kok bisa gitu ya? Jadi gini, disoal belum diberi keterangan mengenai nilai CIDR / prefix yang digunakan. Oleh karena itu kita cari dengan mencari nilai yang mendekati dengan 5 subnet, yaitu 8. Kenapa 8 karena urutan subnet mulai dari = 2, 4, 8, 16, sampai 256. Karena subnet 5 tidak ada maka kita ambil nilai yang mendekati subnet 5 yaitu subnet 8.
- Prefix /27 = 11111111.1111111.11111111.11100000 ( angka 1 berjumlah sesuai prefix yaitu 27 ), nilai biner tersebut dimaksudkan untuk dapat mencari jumlah subnet, host per-subnet dan blok subnet. Tadi kita mencari subnet yang mendekati 5 yaitu 8, delapan sendiri di dapatkan dari jumlah nilai satu pada oktet ke-empat yaitu 111000000 yaitu berjumlah 3, maka rumusnya 2^3 = 8
- Subnet mask = 255.255.255.224, subnetmask tersebut didapatkan dari hasil konversi dari biner ke desimal yaitu dari 11111111.11111111.11111111.11100000 menjadi 255.255.255.224 dan subnetmask ini kita dapatkan sesuai nilai prefix yang kita dapatkan ( /27 .)
- Jumlah host per-subnet = 2^5 - 2 = 30, itu merupakan rumus untuk menentukan jumlah host per-subnet, dari mana pangkat 5 itu berasal? Jadi begini pangkat 5 ( ^5 ) berasal dari jumlah nilai 0 dari bilangan biner tadi yaitu dengan jumlah 5 buah angka 0, dan untuk angka 2 dan -2 itu merupakan rumus ya, jangan disalah artikan. Setelah itu akan anda akan ketemu hasil 30, angka 30 itu menunjukan alamat yang bisa dipakai untuk host/client sebanyak 30.
- Blok subnet = 256 - 224 = 32, 256 merupakan angka ketetapan rumus untuk ip class C. Untuk angkah 224 sendiri didapatkan dari nilai subnetmask yaitu lebih tepatnya ip subnet mask pada oktet ke empat yaitu 255.255.255.224.
Kita akan menentukan ip address untuk setiap subnet dengan menggunakan Blok Subnet, bagaimana caranya? Jadi begini, kita tadi telah menentukan blok subnet yang memperoleh hasil 32, kemudian kita akan lipatkan bilangan tersebut sampai dengan 8 kali ( 8 kali karena kita menggunakan subnet 8) dan hasilnya adalah 0, 32, 64, 96, 128, 160, 192, 244 ( ini akan digunakan sebagai alamat ip network tiap subnet ).
Kita tidak perlu menuliskan ip address sampai 8 subnet karena perintahnya hanya menentukan untuk 5 subnet, jadi ip network yang diperlukan yaitu 0, 32, 64, 96, 128. Tadi kita juga telah menentukan jumlah host per-subnet yaitu 30, kita mulai dari 192.168.20.1 – 192.168.20.30, ip network kita mulai dari 192.168.20.0 dan broadcash kita isi setelah nilai dari host terakhir.
Berikut merupakan hasil akhir dari subnetting CIDR ip address untuk 5 subnet :
No | Subnet | Host Pertama | Host Terakhir | Broadcast |
---|---|---|---|---|
1 | 192.168.19.0 | 192.168.19.1 | 192.168.19.30 | 192.168.19.31 |
2 | 192.168.19.32 | 192.168.19.33 | 192.168.19.62 | 192.168.19.63 |
3 | 192.168.19.64 | 192.168.19.65 | 192.168.19.94 | 192.168.19.95 |
4 | 192.168.19.96 | 192.168.19.97 | 192.168.19.126 | 192.168.19.127 |
5 | 192.168.19.128 | 192.168.19.129 | 192.168.19.158 | 192.168.19.159 |
*nb : jika anda menggunakan smartphone, gunakan tampilan landscape
Contoh kasus penerapan VLSM
Untuk penjelasan hampir sama dengan kasus CIDR yang membedakan adalah di vlsm akan menggunakan subnet mask lebih dari satu. Berikut merupakan contoh soal kasus penerapan VLSM :
Ada sebuah perusahaan ingin membuat suatu jaringan komputer yang menghubungkan beberapa ruangnya yang telah memiliki komputer, dimana ruang-ruang yang akan terhubung yaitu:
- Kantor Admin utama dengan 17 komputer
- Ruang Kepegawaian dengan 10 komputer
Perusahaan tersebut diberikan IP 192.168.22.0, Tentukan untuk setiap bagian kantor : Network ID, IP Range, Broadcast ID dan Subnet Mask.
Penyelesaian :
Kasus pertama yaitu dengan alamat ip 192.168.22.0 kita diminta untuk Menentukan IP Address untuk 17 komputer yang tersedia dan Network ID, IP Range, Broadcast ID dan Subnet Mask, dari IP 192.168.22.0 dengan 17 komputer client pada kantor admin utama.
- Prefix yang digunakan adalah /27 maka subnetmasknya yaitu 255.255.255.224, saya menggunakan prefix /27 karena disesuaikan dengan jumlah host yang dibutuhkan pada kantor admin yaitu 17 ( dengan jumlah host 32 ), jika saya menggunakan /28 ( dengan jumlah host 16 ) tentunya tidak cukup.
- Prefix /27 = 11111111.1111111.11111111.11100000 dengan jumlah subnet 2^3 = 8.
- Subnetmask = 255.255.255.224.
- Jadi jumlah host per-subnet = 25 - 2 = 30.
- Blok subnet = 256 - 224 = 32, kali ini saya akan menuliskan blok subnet dengan lengkap yang dimulai dari 0, 32, 64, 96, 128, 160, 192, 244, 256.
No | Subnet | Host Pertama | Host Terakhir | Broadcast |
---|---|---|---|---|
1 | 192.168.22.0 | 192.168.22.1 | 192.168.22.30 | 192.168.22.31 |
2 | 192.168.22.32 | 192.168.22.33 | 192.168.22.62 | 192.168.22.63 |
3 | 192.168.22.64 | 192.168.22.65 | 192.168.22.94 | 192.168.22.95 |
4 | 192.168.22.96 | 192.168.22.97 | 192.168.22.126 | 192.168.22.127 |
5 | 192.168.22.128 | 192.168.22.129 | 192.168.22.158 | 192.168.22.159 |
6 | 192.168.22.160 | 192.168.22.161 | 192.168.22.190 | 192.168.22.191 |
7 | 192.168.22.192 | 192.168.22.193 | 192.168.22.222 | 192.168.22.223 |
8 | 192.168.22.224 | 192.168.22.225 | 192.168.22.254 | 192.168.22.255 |
*nb : jika anda menggunakan smartphone, gunakan tampilan landscape
Hasil akhir untuk kantor admin utama :
- Network id = 192.168.22.0
- IP Range = 192.168.33.1 - 192.168.30
- Broadcast ID = 192.168.22.31
- Subnetmask = 225.255.255.224
Kasus kedua yaitu dengan alamat ip 192.168.22.0. Menentukan IP Address untuk 10 komputer yang tersedia di ruang kepegawaian, dan kita diminta untuk menentukan Network ID, IP Range, Broadcast ID dan Subnet Mask, dari IP 192.168.22.0 dengan 10 komputer client yang ada di ruang kepegawaian.
- Prefix yang digunakan adalah /28 maka didapat subnet mask 255.255.255.240, sekali lagi penggunaan subnet pada vlsm dapat disuaikan dengan jumlah host yang dibutuhkan.
- Prefix /28 = 11111111.1111111.11111111.11110000 dengan jumlah subnet 2^4= 16, karena jumlah subnet yang terlalu banyak saya hanya menuliskan 5 subnet.
- Subnetmask = 255.255.255.240.
- Jadi jumlah host per-subnet = 24 - 2 = 14.
- Blok subnet = 256 - 240 = 16, blok subnet yang digunakan 0, 16, 32, 48, 64, 80, 96, 112, 128, 144, 160, 176, 192, 208, 224, 240. Dan kali ini saya akan menuliskan cukup 5 saja.
No | Subnet | Host Pertama | Host Terakhir | Broadcast |
---|---|---|---|---|
1 | 192.168.22.0 | 192.168.22.1 | 192.168.22.14 | 192.168.22.15 |
2 | 192.168.22.16 | 192.168.22.17 | 192.168.22.60 | 192.168.22.31 |
3 | 192.168.22.32 | 192.168.22.33 | 192.168.22.46 | 192.168.22.47 |
4 | 192.168.22.96 | 192.168.22.97 | 192.168.22.62 | 192.168.22.63 |
5 | 192.168.22.64 | 192.168.22.65 | 192.168.22.78 | 192.168.22.79 |
*nb : jika anda menggunakan smartphone, gunakan tampilan landscape
Hasil akhir untuk ruang kepegawaian :
- Network id = 192.168.22.32
- IP Range = 192.168.22.33 - 192.168.22.46
- Broadcast ID = 192.168.47
- Subnetmask = 225.255.255.240
Jadi kesimpulannya, untuk kantor admin utama dapat menggunakan netowork id = 192.168.33.0, IP Range = 192.168.33.1 - 192.168.33.30, Broadcast ID = 192.168.33.31 dan memiliki subnetmask = 255.255.255.224. Sedangkan untuk ruang kepegawaian dapat menggunakan netowork id = 192.168.33.32, IP Range = 192.168.33.33 - 192.168.33.46, Broadcast ID = 192.168.33.47 dan memiliki subnetmask = 255.255.255.240.
Nah inilah yang dimaksudkan subnetting dengan metode VLSM yaitu menggunakan lebih dari satu subnet mask yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan jumlah host pada setiap jaringan LAN. Perlu diperhatiakan lagi bahwa perhitungan VLSM dihitung dengan menggunakan nilai CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM.
Subnetting memudahkan kita dalam melakukan manajemen jaringan, hal penting dalam menentukan subnetting adalah dengan menentukan network id, prefix, host id, broadcast id dan subnetmask. Itu saja yang dapat saya sampaikan pada artikel Pengertian dan Cara Menghitung Subnetting. Kurang lebihnya saya mohon maaf dan semoga dapat bermanfaat.