Skip to main content

Posts

Jika Kalian Sedang Marah, Maka Mandilah/Berwudhulah!

ilustrasi marah via pixabay  Suatu ketika, Muawiyah bin Abu Sufyan (khalifah pertama Dinasti Umayyah) berdiri di atas mimbarnya setelah ia menunda sebagian pemberian harta kepada beberapa orang Muslim hingga dua bulan ke depan. Ia berkata, "Dengarkanlah dan taatilah perkataanku!" Maka Abu Muslim Al-Khulani berdiri mendekat untuk mengkritiknya sehubungan dengan tindakan Muawiyah yang salah itu. Abu Muslim berkata, "Kami tidak wajib mendengarkan dan menaatimu, hai Muawiyah!". Muawiyah kemudian menanyakan alasannya, "Mengapa, wahai Abu Muslim?" Abu Muslim berkata, "Hai Muawiyah, bagaimana mungkin engkau menghentikan (menunda) pemberian, sedangkan harta yang diberikan bukan hasil jerih payahmu, bukan hasil jerih payah ayah dan ibumu. Mengapa engkau menahannya begitu lama?" Mendengar jawaban Abu Muslim, Muawiyah pun tampak menahan emosi. Tanda kemarahan jelas tersirat di wajahnya. Namun sebelum ia melampiaskan amarahnya, buru-buru ia lekas turun dari

Cara Modifikasi Tampilan Blockquote/ Catatan di Postingan Blog Menjadi Lebih Keren

Setelah membahas tentang cara pemasangan  syntax highlighter di postingan blog, kali ini saya ingin membahas tentang cara modifikasi fitur blockquote. Meski sepintas hampir sama dengan syntax highlighter, fitur blockquote ini sebenarnya berfungsi untuk kalimat kutipan, mempertegas isi tulisan/paragraf, atau untuk menggaris bawahi sebuah kalimat penting agar mudah dipahami oleh pembacanya. Dengan kata lain, ada penekanan khusus pada kalimat di fitur blockquote ini sehingga dibuat berbeda.  Salah satu ciri fitur blockquote ini biasanya kalimat dibuat menjorok ke dalam dari batas tepi kiri dan tepi kanan area postingan. Ciri lainnya yaitu penggunaan font khusus, warna latar, atau adakalanya kalimat tersebut disertai dengan tanda kutip pada awal dan akhir kalimat untuk membedakannya dengan kalimat lain di dalam postingan. Tujuannya tentu saja untuk menunjukkan bahwa kalimat tersebut benar-benar perlu dipahami karena bisa jadi merupakan kata kunci dari keseluruhan isi artikel.  Meski begit

Aktivitas-Aktivitas Manusia Penyebab Menurunnya Tingkat Keanekaragaman Hayati

Sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk menjaga keanekaragaman hayati di Indonesia agar tetap lestari dan dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran bangsa. Namun sayangnya, sebagian dari kita sendiri yang seringkali menyebabkan potensi alam tersebut menjadi rusak dan terancam hilang atau musnah. Pada kenyataannya, Indonesia tercatat memiliki daftar kerusakan alam terpanjang di dunia sehingga menyebabkan banyak jenis tumbuhan dan hewan tertentu terancam punah.  via jagad.id Berikut ini beberapa contoh aktivitas manusia yang menjadi penyebab terjadinya penurunan tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia. Pembukaan Areal Hutan Pembukaan areal hutan untuk lahan pertanian atau pemukiman seringkali menjadi penyebab berkurangnya keanekaragaman tumbuhan dan mengusir fauna yang ada di sekitarnya. Satwa liar akan melarikan diri dan akan mati jika tidak dapat menyesuaikan diri dengan habitat yang baru. Diperkirakan apabila satu jenis pohon tumbang, maka 10-30 jenis satwa yang berasosiasi dengannya

Slamet Riyadi, Pahlawan Muda Asal Solo Yang Gagah Berani

Bagi warga kota Solo, mendengar nama Slamet Riyadi mungkin tidak asing lagi. Ia adalah pahlawan nasional asal kota Surakarta (Solo) yang gagah berani, rela berkorban jiwa dan raga hingga gugur pada usia muda (23 tahun) demi memperjuangan keutuhan kedaulatan NKRI. Meski begitu, harum namanya masih dikenang dan diabadikan, bahkan patungnya yang berada di jalan yang juga diambil dari namanya (Jl. Slamet Riyadi) kini menjadi salah satu landmark terkenal di Kota Solo. patung Slamet Riyadi via shutterstock Slamet Riyadi lahir di Donokusuman, Surakarta, pada tanggal 28 Mei 1926. Ia adalah putra kedua dari pasangan Raden Ngabehi Idris Prawiropralebdo, seorang perwira anggota legium Kasunanan Surakarta dan Soetati, seorang penjual buah. Pada mulanya, Slamet Riyadi terlahir dengan nama Soekamto. Namun sebagaimana lazimnya dalam tradisi jawa, orang tuanya kemudian mengganti namanya menjadi Slamet karena sewaktu kecil ia sering sakit-sakitan.  Sebagai putra seorang prajurit, sejak kecil Slamet Riy

Pemanfaatan Bakteri Untuk Membuat Nata de Coco

Nata de Coco adalah makanan kenyal berbentuk dadu dan berwarna putih transparan yang biasa dijumpai pada aneka minuman menyegarkan. Makanan ini terbuat dari sari kelapa yang diproses melalui proses fermentasi dengan memanfaatkan bakteri Acetobacter xylinum . Dalam bahasa Spanyol, Nata de coco berarti krim kelapa atau sari kelapa. Rasanya yang segar, kenyal dan mirip agar-agar atau jelly ini membuat banyak orang ketagihan untuk menikmatinya.  via shutterstock Nata de Coco diketahui mengandung serat yang tinggi dengan kalori rendah sehingga baik untuk pencernaan dan cocok untuk menjaga kelangsingan tubuh. Komposisi kimianya terdiri atas kadar air 97,7%, lemak 0,2%, kalsium 0,012%, posfor 0,002%, dan vitamin B3 (riboflavin) 0,017%. Selain sebagai pelengkap dalam aneka minuman, Nata de coco juga sering dijadikan sebagai bahan substitusi untuk pengalengan buah-buahan atau dikonsumsi dengan buah-buahan lainnya.  Di Indonesia, nata de coco mulai dikenal pada sekitar tahun 80 an dan cukup dig

Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Perannya dalam Mempertahankan Kemerdekaan RI

via shutterstock  Memiliki nama kecil Gusti Raden Mas Dorojatun, Sultan Hamengku Buwono IX lahir pada Sabtu 12 April 1912 di Kampung Sompilan, Jalan Ngasem 13 Yogyakarta dari pasangan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Hamengku Buwono IX memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930 -an, Sang Sultan muda juga pernah merantau ke negeri kincir angin untuk menimba ilmu dengan kuliah di Universiteit Leiden, Belanda. Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, keadaan perekonomian saat itu sangatlah buruk. Kas negara kosong, pertanian dan industri pun rusak berat akibat perang. Blokade ekonomi yang dilakukan Belanda membuat perdagangan dengan luar negeri menjadi terhambat. Kekeringan dan kelangkaan bahan pangan terjadi di mana-mana, termasuk di wilayah Yogyakarta.  Sebagai Raja sekaligus Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono IX tidak tinggal diam melihat sulitnya keadaan pada masa itu. Untuk menjamin

Kisah Seorang Kyai dan Macan Pembawa Kayu

Alkisah pada zaman dahulu, ada seorang kiyai mempunyai saudara laki-laki yang shalih. Setahun sekali, saudaranya itu selalu datang berkunjung untuk bersilaturrahim dengan kyai tersebut. Pada suatu hari, tibalah saatnya bagi saudara shalih itu untuk mengunjungi rumah sang kyai, saudaranya. Setelah sampai di depan rumah dan berucap salam, istri kyai menyambutnya sambil bertanya, "Siapakah saudara ini?" Saudara kyai yang shalih itu menjawab, "Saya adalah saudara suamimu, hendak perlu bersilaturrahim dengannya". Istri kyai itu kemudian menimpalinya, "Dia tidak ada di rumah. Dia pergi ke hutan sedang mencari kayu. Saya doakan semoga dia tidak akan kembali lagi". Tidak hanya itu saja, istri kyai tersebut juga masih mengucapkan kata-kata jelek lainnya tentang suaminya yang tidak pantas untuk diucapkan.  Tidak berapa lama kemudian, sang kyai datang dari hutan dengan menggiring seekor macan yang menggendong kayu-kayunya. Setelah sampai di depan rumah, kayu-kayu itu

Ad by Adsterra