Skip to main content

Sejarah Singkat Lahirnya PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)

Bagi masyarakat dunia, 24 Oktober biasa diperingati sebagai Hari PBB atau United Nations Day. Perserikatan Bangsa-Bangsa atau biasa disingkat PBB (bahasa Inggris: United Nations, disingkat UN) didirikan dalam rangka untuk memelihara perdamaian internasional dan meningkatkan kerjasama dalam memecahkan masalah ekonomi, sosial, dan kemanusiaan internasional. Dengan kata lain, PBB lahir sebagai salah satu upaya untuk menjaga perdamaian dan keamanan dunia setelah perang berkepanjangan yang banyak membawa kerugian. 

PBB
via istockphoto.com

Sebelum lahirnya PBB, usaha untuk menciptakan dunia yang aman sebetulnya sudah dirintis oleh Presiden Amerika Serikat, Woodrow Wilson yang mengusulkan cita-cita perdamaian dan mengakhiri perang. Usulannya dinamakan peace without victory yang kemudian dituangkan dalam Wilson's Fourteen Points tanggal 8 Januari 1918. Salah satu pasalnya adalah pembentukan gabungan bangsa-bangsa atau League of Nation (Liga Bangsa-Bangsa). Namun sayangnya, Liga Bangsa-Bangsa ini masih gagal dalam menciptakan perdamaian dunia. Hal ini terlihat dari meletusnya Perang Dunia II (1939-1945).

Pada tanggal 14 Agustus 1941, pembicaraan mengenai badan penerus Liga Bangsa-Bangsa dimulai kembali ketika Presiden Amerika Serikat, Franklin D. Roosevelt dan Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill menandatangani piagam perdamaian yang disebut Piagam Atlantik (Atlantic Charter) di atas geladak kapal Agusta di Teluk New Foundland. Isi piagam tersebut antara lain sebagai berikut:
  • Tidak boleh ada perluasan daerah jika tidak dengan kemauan penduduk asli.
  • Segala bangsa berhak menentukan bentuk dan corak negaranya sendiri. 
  • Semua negara diperkenankan ikut serta dalam perdagangan internasional. 
  • Membentuk perdamaian dunia, setiap bangsa dapat hidup bebas dari rasa takut dan kekurangan. 
  • Menolak jalan kekerasan dalam menyelesaikan pertikaian internasional, kecuali untuk kepentingan umum. 
Dalam pertemuan lanjutan di Washington tanggal 1 Januari 1942, 26 negara yang hadir menyetujui program dan tujuan yang terdapat dalam Piagam Atlantik. Kedua puluh enam negara tersebut juga kemudian menandatangani Declaration of the United Nations. Namun sekalipun telah tercapai kesepakatan untuk memulai pelaksanaan cita-cita dunia yang damai, dasar organisasi yang dibayangkan belum ada ketegasannya.

Hal itu baru dapat tercapai di Moskow setelah diadakan permusyawaratan antar menteri luar negeri dari berbagai negara di antaranya Menteri Luar Negeri Uni Sovyet (V. Molotov), Amerika Serikat (Corden Hull), Inggris (Anthony Eden), dan Tiongkok (Foo Ping-Chen). Pertemuan itu menghasilkan Maklumat Moskow, dimana keempat negara mengakui adanya keharusan melihat perlunya perdamaian dan keamanan internasional. Oleh karena itu, keempat negara tersebut menyepakati untuk sesegera mungkin didirikan sebuah organisasi internasional yang berdasarkan persamaan kedaulatan negara yang menginginkan perdamaian dan terbuka bagi tiap-tiap negara besar maupun kecil.

Pada tanggal 7 Oktober 1944, wakil-wakil negara yang menandatangani Maklumat Moskow bertemu kembali di Dumbarton Oaks, Washington DC. Dalam pertemuan itu, para delegasi menyetujui dibentuknya Dewan Keamanan sebagai badan kelengkapan yang paling terkemuka di dalam usaha menegakkan perdamaian.

Meskipun telah disepakati lahirnya Dewan Keamanan, namun keempat negara yang menandatangani Maklumat Moskow belum menyepakati harga suara dalam setiap pengambilan keputusan. Untuk mencapai penyelesaian hal tersebut, 3 di antara 4 negara, yakni Amerika Serikat, Uni Sovyet, dan Inggris melakukan perundingan di Yalta Semenanjung Krim pada tanggal 4 Februari 1945. Dalam pertemuan itu hadir Roosevelt, Stalin, dan Churchill. Ketiga negara menyetujui bahwa untuk mencapai putusan yang sah, maka Dewan Keamanan harus mendapat minimal 7 suara dari 11 suara termasuk di dalamnya suara 5 besar anggota tetap Dewan Keamanan.

Pada tanggal 25 April 1945, semua negara yang terlibat dalam rintisan pembentukan organisasi perdamaian dunia dan negara-negara yang berperang melawan fasis bertemu di San Fransisco. Maksud pertemuan adalah menyusun piagam perserikatan bangsa-bangsa (United Nations Charter). Pada tanggal 26 Juni 1945, piagam PBB ditandatangani oleh 50 negara. Negara penandatangan tersebut selanjutnya disebut anggota asli PBB. Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa baru diresmikan dan mulai berlaku tanggal 24 Oktober 1945. Hingga kini, tanggal peresmian piagam sekaligus dipandang dan dirayakan sebagai hari jadi PBB.

Tujuan utama PBB:
  • Menjaga perdamaian dan keamanan dunia. 
  • Memajukan dan mendorong hubungan persaudaraan antarbangsa melalui penghormatan hak asasi manusia. 
  • Membina kerjasama internasional dalam pembangunan bidang ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. 
  • Menjadi pusat penyelarasan segala tindakan bersama terhadap negara yang membahayakan perdamaian dunia. 
  • Menyediakan bantuan kemanusiaan apabila terjadi kelaparan, bencana alam, dan konflik bersenjata.


Ad by Adsterra