Skip to main content

Contoh Hasil Pencemaran Udara dan Bahayanya Bagi Kesehatan

Teknologi memang membuat segalanya jadi terasa mudah. Perkembangan teknologi telah menghasilkan berbagai temuan yang berguna bagi manusia. Namun sayangnya, ia juga bisa berdampak buruk pada lingkungan tanpa kesadaran akan pentingnya kelestarian lingkungan dan makhluk hidup di dalamnya. Salah satu dampak yang begitu terasa yaitu terjadinya pencemaran udara yang tidak sehat.

asap kendaraan
via pixabay

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara. Selain faktor alam seperti badai pasir, kebakaran hutan, atau letusan gunung berapi, faktor yang disebabkan oleh aktivitas manusia justru seringkali menjadi penyebab utama dari terjadinya pencemaran udara tersebut. Pemanfaatan teknologi yang tidak ramah lingkungan sangat berdampak buruk sehingga menjadikan udara tidak sehat. 

Hampir semua pencemaran udara dihasilkan dari pembuangan bahan bakar fosil, baik yang berasal dari rumah-rumah, industri-industri, maupun dari mesin mobil/kendaraan. Sadar atau tidak, udara yang tercemar tersebut bisa sangat berbahaya bagi kesehatan kita. Berikut ini beberapa contoh hasil dari terjadinya pencemaran udara dan dampaknya bagi kesehatan. 

Asap

Asap ternyata lebih berbahaya dibandingkan pasir atau debu karena partikel asap sangat mudah terbawa ke dalam alveoli (paru-paru) ketika bernapas. Asap pembakaran dari rumah tangga, kendaraan bermotor, atau cerobong asap pabrik dapat membawa bermacam efek berbahaya bagi ekosistem. Jika terisap, maka asap dapat mencemari dan merusak dinding alveoli. Bahan pencemar tersebut dapat mengakibatkan peradangan pada saluran pernapasan, bronkitis, asma, dan infeksi paru-paru lainnya. Sementara bagi tumbuhan, asap di udara juga menyebabkan menurunnya intensitas cahaya matahari sehingga mempengaruhi proses fotosintesis oleh tumbuhan hijau. 

Sulfur Dioksida

Sulfur dioksida merupakan gas beracun yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan bersifat korosit. Senyawa kimia tersebut memiliki efek berbahaya terutama dalam konsentrasi tinggi. Sulfur dioksida dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kerusakan pada paru-paru. Selain itu, sulfur dioksida juga memberikan kontribusi yang besar terhadap terjadinya hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan penurunan pH tanah dan air tawar sehingga dapat membunuh tumbuhan dan ikan. Dalam jangka waktu lama, hujan asam juga dapat menghancurkan hutan.

Nitrogen Oksida

Nitrogen oksida terbentuk dari pembakaran bahan bakar pada temperatur tinggi. Kebanyakan nitrogen oksida dalam atmosfir di sekitar kota-kota besar biasanya berasal dari sisa pembakaran kendaraan bermotor, industri ketel uap, dan pembangkit tenaga listrik. Nitrogen oksida juga sangat berbahaya bagi manusia. Ia dapat menimbulkan gangguan sistem pernapasan, meracuni paru-paru, menimbulkan sesak napas, bahkan menyebabkan kematian. 

Karbon Monoksida

Karbon monoksida dilepas dari hasil pembakaran bahan bakar fosil. Senyawa kimia ini merupakan gas sangat beracun, tidak berwarna, dan berbau tidak enak. Di dalam darah, karbon monoksida terikat kuat dengan hemoglobin sehingga ketersediaan oksigen di dalam jaringan tubuh dapat menurun drastis. Jika konsentrasi karbon monoksida di udara melewati 100 pm, maka dapat mengakibatkan sakit kepala, kejang lambung, dan kematian.

Karbon Dioksida

Pada masa lalu, kandungan karbon dioksida di alam tersedia dalam jumlah konstan. Namun seiring dengan kemajuan teknologi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer sehingga menyebabkan terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect). Karbon dioksida tersebut menghalangi radiasi panas dari bumi sehingga panas tersebut kembali lagi ke bumi. Pada akhirnya, keadaan demikian dapat menyebabkan pemanasan secara global.

Timah Hitam (Timbal) 

Pencemaran oleh timbal terutama berasal dari sisa pembakaran pada kendaraan bermotor. Pencemaran udara dari asap kendaraan bermotor menunjukkan tingkat toksisitas timbal yang memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Konsentrasi timah yang tinggi di dalam aliran darah dapat mengakibatkan gangguan secara fisik dan mental. Gangguan-gangguan tersebut antara lain berupa kerusakan otak dan keterbelakangan mental pada anak-anak, kelainan fungsi ginjal, kekejangan, dan berbagai masalah pencernaan.


Ad by Adsterra