Skip to main content

Yang Harus Diperhatikan Oleh Seorang Pembaca Berita

Seiring menjamurnya berbagai stasiun televisi atau siaran radio-radio lokal, profesi pembaca berita atau news anchor juga semakin diminati oleh sebagian masyarakat yang tertarik dalam bidang jurnalis. Pembaca berita adalah pembawa acara yang berperan membacakan berita. Seorang pembaca berita adakalanya hanya sekedar membacakan naskah yang ditulis orang lain, namun ada juga yang ikut berperan atau terlibat langsung dalam pembuatan berita dan bukan sekadar membacakannya.

pembaca berita
ilustrasi via istockphoto.com

Membacakan berita termasuk ke dalam jenis membaca nyaring. Dalam hal ini, seseorang menyuarakan isi berita untuk bisa didengar orang lain. Meski kelihatannya mudah, menjadi seorang pembaca berita ternyata butuh keterampilan yang harus diasah. Agar isi berita dapat dipahami secara benar dan jelas, pembaca berita haruslah memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Lafal

Lafal adalah cara seseorang dalam mengucapkan bunyi bahasa. Ketika membacakan berita (berbahasa Indonesia), kita diharapkan dapat mengucapkan bunyi-bunyi bahasa yang tidak lagi dipengaruhi oleh bahasa daerah. Kehati-hatian dalam melafalkan kata/ bunyi bahasa juga harus diperhatikan saat mengucapkan kata-kata asing. Oleh karena itu, sebelum mengucapkannya, pembaca harus membuka-buka kamus untuk mengetahui cara pengucapannya di samping maknanya.

2. Intonasi

Intonasi adalah naik-turunnya lagu kalimat. Perbedaan intonasi menyebabkan perbedaan makna pada kalimat tersebut. Jadi, intonasi bisa membentuk kalimat berita, kalimat tanya, atau kalimat perintah.
  • Kalimat berita, intonasinya menurun pada akhir kalimat.
  • Kalimat tanya, intonasinya menanjak pada akhir kalimat.
  • Kalimat perintah/ seru, intonasinya menanjak pada seluruh bagian kalimatnya.
Walaupun bentuk susunan katanya sama, dengan intonasi yang berbeda, makna kalimat-kalimat itu menjadi berbeda-beda pula. Oleh karena itu, kita harus cermat dalam menggunakan intonasi agar pesan-pesan yang disampaikan itu dapat dipahami secara tepat.

Selain menunjukkan maksud kalimat, intonasi juga berfungsi untuk mengekspresikan perasaan pembaca. Misalnya, intonasi menanjak berguna untuk menunjukkan rasa gembira, sedangkan intonasi menurun mengekspresikan ketenangan.

3. Kejelasan Ucapan

Kejelasan ucapan berkaitan dengan volume suara dan kecepatannya. Membacakan berita harus menggunakan suara nyaring sehingga dapat didengar dengan jelas oleh para pendengarnya. Demikian pula dengan kecepatannya, jika berita yang disampaikan terlalu cepat, sulit pula untuk dimaknai. Oleh karena itu, sesuaikanlah kedua aspek tersebut dengan kemampuan para pendengar. Caranya, kita tanya langsung kepada mereka apakah kenyaringan dan kecepatan membaca kita sudah sesuai dengan yang mereka inginkan. Cara ini bisa anda lakukan ketika sedang berlatih dengan melibatkan teman anda. 

4. Tatapan Mata

Tatapan mata merupakan cara lain dalam menjalin komunikasi dengan para pendengar atau penonton. Cara tersebut juga berguna untuk mengetahui sikap mereka atas informasi yang kita sampaikan: tertarik atau tidak. Pendengar yang tak acuh dapat dikembalikan dengan jalinan tatapan mata. Dengan demikian, ia akan merasa diperhatikan sehingga balik memberikan perhatiannya pada uraian kita. 

Selain itu, tatapan mata juga bisa memberikan kesan tertentu bagi para pendengar. Pembicara yang berani bertatapan mata dengan para pendengarnya menandakan bahwa ia memiliki sikap terbuka, sedang berkata jujur, menguasai materi pembicaraan, atau memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Sementara pembicara yang sering menghindar dari tatapan mata dengan para pendengarnya berarti ia sedang menyembunyikan sesuatu (tidak jujur), kurang menguasai materi, ataupun tidak memiliki kepercayaan diri. 

5. Sikap Tubuh

Sikap tubuh seorang pembaca berita berpengaruh terhadap tanggapan para pendengarnya. Sikap tubuh yang kaku dapat menyebabkan pendengar menjadi bosan. Sementara itu, sikap tubuh yang terlalu santai dapat menimbulkan kesan negatif.

Ambillah posisi duduk yang nyaman, yaitu cukup tegak, tidak membungkuk, dan tidak pula terlalu tengadah. Lakukanlah dengan serius, tetapi santai. Dengan sikap seperti itu diharapkan para pendengar akan tertarik untuk memperhatikan anda. Dengan posisi seperti itu, kita pun tidak merasa pegal ataupun terbebani.


Ad by Adsterra